Ada beragam tradisi yang digelar masyarakat untuk menyambut Ramadan.
Jika di Bantul Yogyakarta ada Ruwahan, maka di Lampung ada prosesi Belangiran.
Belangiran adalah tradisi menyucikan diri dengan mandi di sungai atau kali menyambut bulan Ramadan.
Tradisi itu digelar pada Kamis, 9 Maret lalu oleh Pemerintah Provinsi Lampung dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lampung Sai di kawasan wisata Boemi Kedaton Resort.
14 Juli, Batik Air Terbang Nonstop Kualanamu-Bali “Kegiatan budaya Belangiran atau Blangikhan yang juga rangkaian Road K-Fest 2023,” kata Asisten III Bidang Adminitrasi Umum Pemprov Lampung Senen Mustakim.
Belangiran berasal dari kata langir yang berarti mandi dalam hal ini berarti mandi suci atau mandi bersama untuk bersuci atau mandi taubat.
Menurut Mustakim, ritual Belangiran merupakan tradisi yang bertujuan menyucikan hati atau jiwa dan raga sebagai bekal memasuki bulan suci Ramadan agar tidak mengotori bulan yang penuh dengan kesucian dan keberkahan.
Harapannya, masyarakat dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan khusyuk.
Kota ini Jadi Destinasi Wisata yang Alami Overtourism Terparah di Eropa “Mandi dimaksud tentu bukanlah mandi-mandi biasa pada umumnya, namun disyaratkan dengan beberapa perlengkapan ritual yang digunakan saat Belangiran diadakan, yaitu air langir, bunga tujuh rupa, daun pandan dan setanggi,” kata Mustakim.
Di sisi lain, tradisi ini untuk mempertahankan dan melestarikan budaya Lampung agar tidak punah dimakan zaman.
Ketua Harian DPP Lampung Sai Rycko Menoza SZP mengatakan Belangiran merupakan tradisi turun temurun warga Lampung menjelang Ramadan yang perlu dilestarikan agar tidak punah.
“Kegiatan yang dilakukan setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan ini merupakan bentuk konsistensi DPP Lampung Sai dalam melestarikan budaya dengan dukungan dari Pemprov Lampung,” kata dia.
Prosesi Belangiran ini juga menjadi salah satu daya tarik Lampung yang bisa mengundang kedatangan wisatawan.
Hal itu tentunya bisa lebih mengenalkan budaya dan wisata Lampung di kancah dunia melalui media sosial.
Pilihan Editor: Menjelang Ramadan, Kampung di Yogyakarta Gelar Tradisi Ruwahan Bawa Sesaji Apem